Kamis, 25 Maret 2010

Masalah RUH



MASALAH RUH

MEREKA AKAN BERTANYA KEPADAMU MASALAH RUH. KATAKANLAH : MASALAH RUH ITU URUSAN TUHAN. KAMU HANYA DIBERI ILMU SEDIKIT SEKALI (AL ISRA 17: 85).

Ayat tersebut dengan jelas menerangkan bahwa manusia hanya sedikit sekali diberi ilmu oleh Allah, sehingga walau bagaimanapun, dengan cara secanggih apapun tidak akan bisa membuka rahasia tentang Ruh ini. Kita mengetahui bahwa Ruh itu ada di dalam diri kita, walaupun kita tidak bisa melihatnya namun kita mempercayainya. Bila jasmani ini tanpa Ruh maka disebutnya mayat, orang mati. Kita tidak bisa melihat Ruh, yang bisa kita lihat hanyalah jasmaninya. Melalui jasmaninya kita bisa lihat jelas jenis kelaminnya, apakah laki-laki atau perempuan. Sedangkan mengenai Ruh, kita tidak mengetahui apakah ada jenis kelaminnya atau tidak. Apakah Ruh itu seperti halnya malaikat, dimana malaikat pun tidak mempunyai jenis kelamin dan tidak mempunyai hawa nafsu.

Sewaktu kita hidup, kita bisa merasakan rasa sakit, sedih, riang-gembira, dan sebagainya. Akan tetapi bila kita dalam keadaan koma, tidak sadar diri atau bila kita mati, kita sudah menjadi mayat, maka kita tidak bisa merasakan apa-apa lagi, tidak punya nafsu lagi.

Walaupun Al Qur’an tidak menjelaskan bahwa Ruh itu berkelamin atau tidak, namun Allah menciptakan pasangannya. Allah senantiasa menciptakan segala sesuatu selalu berpasang-pasangan. Demikian juga dengan masalah Ruh.

HAI MANUSIA BERTAKWALAH KEPADA TUHANMU YANG TELAH MENCIPTAKAN KAMU DARI JIWA (JENIS) YANG SATU (MIN NAFSIW WAHIDATIN), DAN DARI PADANYA, ALLAH MENCIPTAKAN PASANGANNYA … (AN NISAA 4 : 1).

H. E . Semedi berpendapat, mungkin itulah yang disebut jodoh hakiki, Ruh yang satu berada dalam jasmani suami (Adam) dan Ruh pasangannya berada dalam jasmani istrinya (Hawa). Sebagaimana halnya H. E. Semedi, maka penulis pun cenderung berpendapat bahwa bila pasangan suami-istri sering cekcok, tidak ada kecocokan dan tidak ada kebahagiaan di dalam rumah tangga, mungkin salah satu penyebabnya adalah Ruh suami istri tersebut bukan pasangannya. Menurut bahasa ilmiahnya aura mereka tidak serasi, sehingga perpaduan kedua aura mereka membentuk gambaran aura yang kacau. Kekacauan aura ini akan menimbulkan energi negatif bagi mereka.

Menurut H. E. Semedi kata NAFS dalam bahasa Arab bisa diterjemahkan sebagai RUH atau JIWA yang jenisnya hanya ada satu atau diterjemahkan sebagai JENIS saja. Nafs bila ditafsirkan sebagai nafsu, mengandung unsur amarah, luwamah, sufiah dan mutmainah yang akan mempengaruhi kematangan kepribadian dan nalar seseorang. Sedangkan jiwa menurut ilmu kedokteran jiwa adalah Psyko, keadaan mental seseorang yang merupakan keadaan kepribadian seseorang dimana dalam perkembangannya sejak dari masa anak-anak sampai dewasa senantiasa dipengaruhi oleh faktor keturunan (gen pembawa sifat) dan faktor lingkungannya. Ilmu yang mempelajari perkembangan jiwa disebut Psykologi dan Ilmu yang mempelajari kelainan jiwa disebut Psykiatri.

Setelah Adam dan Hawa, maka generasi manusia dilanjutkan dilahirkan melalui rahim ibunya masing-masing, setelah melalui proses biologis. Jadi yang berjenis kelamin adalah jasmaninya, yang mempunyai nafsu adalah jasmaninya. Penulis sendiri memang tidak yakin seandainya Ruh mempunyai alat kelamin dan mempunyai nafsu, apakah mungkin terjadi perkawinan di alam Arwah. Apakah mungkin Ruh di alam Arwah berkembang biak melalui perkawinan ??? Selanjutnya H.E Semedi menambahkan bahwa Al Qur’an pun membahas mengenai masalah banci (hermaphrodite) dan kemandulan.

IA MENCIPTAKAN YANG DIKEHENDAKINYA. IA MEMBERIKAN (JENIS KELAMIN) PEREMPUAN KEPADA YANG DIKEHENDAKI-NYA DAN MEMBERIKAN (KELAMIN) LAKI-LAKI KEPADA YANG DIKEHENDAKI-NYA ATAU DIA MENCAMPURKAN MEREKA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (BANCI), DAN DIA MENJADIKAN MANDUL SIAPA YANG DIKEHENDAKINYA. SESUNGGUHNYA DIA MAHA MENGETAHUI, MAHA KUASA.(ASY SUYUURA 42: 49-50).



[ Kembali ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar