Kamis, 25 Maret 2010

Kebangkitan RUH dan Penghisaban



KEBANGKITAN RUH DAN PENGHISABAN

Apakah Ruh akan segera menjalani masa hukuman setelah kematian jasmani ??? Berapa lama masa hukuman tersebut harus dijalani ??? Apakah hukuman yang diterima Ruh bisa mendapatkan keringanan, grasi, remisi bahkan pengampunan dari Allah Yang Maha Pengampun …

Apakah di akhirat Ruh harus menunggu sampai akhir zaman (hari kehancuran total seluruh alam semesta) tanpa ada proses pengadilan ??? Apakah perhitungan Allah tidak cepat ???

YANG DEMIKIAN ITU, SESUNGGUHNYA ALLAH, DIA-LAH YANG HAK, DIA-LAH YANG MENGHIDUPKAN ORANG MATI DAN DIA-LAH YANG MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU.

SESUNGGUHNYA SAAT ITU AKAN TIBA. TIADA KERAGUAN DALAM HAL ITU, OLEH KARENA ALLAH AKAN MEMBANGKITKAN MEREKA DI DALAM KUBUR (AL HAJJ 22 :6-7).

Bila kita meyakini bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya, maka kita harus yakin bahwa sekalipun jasad sudah tidak bernyawa, DIA bisa menghidupkannya kembali. Hal ini bisa kita simak melalui kisah yang terjadi pada zaman Nabi Musa a.s dalam SURAT AL BAQARAH 2 : 55-56 : DAN KETIKA KAMI BERKATA : “HAI MUSA !!! KAMI TIDAK PERCAYA KEPADAMU SEBELUM KAMI MELIHAT ALLAH DENGAN NYATA”. LALU HALILINTAR MENYAMBARMU SEDANG KAMU MENATAP. KEMUDIAN KAMI HIDUPKAN KAMU SETELAH KEMATIANMU AGAR KAMU BERSYUKUR.

Sedangkan yang dimaksud dengan kebangkitan di dalam kubur dalam surat AL HAJJ 22 : 7 adalah kebangkitan Ruh. Saat kebangkitan Ruh di alam kubur itulah yang disebut qiyaamat (bangkit). Setelah Ruh dibangkitkan, kemudian Ruh akan dikumpulkan sesuai dengan amal perbuatannya di dunia, sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing … di neraka atau disurga, tanpa merugikan siapapun dan tanpa harus menunggu sampai akhir zaman.

DAN DIA-LAH PEMBUAT PERHITUNGAN YANG PALING TEPAT.

(Al An’Aam 6 : 62).

WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN SUKA CITA DAN DIRIHOI NYA, MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA-KU.

(AL FAJR 89 : 27 : 30).

SURGA ADN, MEREKA MASUK KE DALAMNYA BERSAMA MEREKA YANG SALEH DIANTARA ORANG TUA MEREKA, ISTRI-ISTRI MEREKA DAN KETURUNAN MEREKA (AR RA’D 13 : 23).

DAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN, LALU ANAK-CUCU MEREKA MENGIKUTI MEREKA DENGAN IMAN, KAMI SUSULKAN KETURUNAN MEREKA PADA MEREKA DAN KAMI TIDAK MENGURANGI AMAL MEREKA SEDIKITPUN.(ATH-THUUR 52 : 21).

Dengan demikian berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas, bila kita sekeluarga semuanya se agama dan se-iman, maka di akhiratpun kita semua akan berkumpul kembali… Kemudian bagaimanakah nasibnya mereka yang mengingkari rahmat Allah ??? Semua tergantung kepada amal perbuatannya masing-masing.

PADA HARI ITU KAMU AKAN DIHADAPKAN (KEPADA TUHAN), TIADA SESUATUPUN DARI KEADAANMU AKAN DISEMBUNYIKAN.

(AL HAAQQAH 69 : 18).

KUMPULKANLAH MEREKA YANG BERBUAT DZOLIM BERSAMA ISTRI-ISTRI MEREKA DAN APA-APA YANG BIASA MEREKA SEMBAH SELAIN ALLAH, DAN TUNJUKKANLAH KEPADA MEREKA JALAN KE NERAKA DAN TAHANLAH MEREKA, KARENA MEREKA HARUS DITANYAI.

(ASH-SHAFFAAT 37 : 22 - 24).

DAN DEMI TUHAN ENGKAU !!! KAMI AKAN MENANYAI MEREKA SEMUANYA TENTANG APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN.

(AL HIJR 15 : 92).

SUNGGUH TENTU KAMI AKAN MENANYAI UMAT YANG MENERIMA RASUL YANG DIUTUS KEPADA MEREKA DAN KAMI JUGA AKAN MENANYAI RASUL-RASUL ITU (AL A’RAAF 7 : 5).

PADA HARI TUHAN MEMANGGIL MEREKA DAN BERFIRMAN : APAKAH JAWABAN YANG KAMU BERIKAN KEPADA UTUSAN-UTUSAN ITU.

(AL QASHASH 28 : 65).

Ada sesepuh yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan utusan adalah utusan yang ada di dalam diri kita sendiri, yaitu : anggota badan, panca indera kita serta nafsu kita. Semua itu merupakan kitab pribadi yang akan memberikan kesaksian dihadapan Allah.

BAHKAN MANUSIA ITU MENJADI SAKSI ATAS DIRINYA SENDIRI

(AL QIYAAMAH 75 : 14).

BACALAH KITABMU !!! CUKUPLAH DIRIMU SENDIRI SEBAGAI PENGHISAB TERHADAPMU (AL ISRAA 17 : 14).

Manusialah yang berbuat dzolim terhadap dirinya sendiri akhirnya manusia juga yang menghisab dirinya sendiri. Maha suci Allah dari tindakan dzolim dan penghisaban, Dia Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Bila demikian, apakah benar mereka akan ditanyai ??? Bukankah Allah Maha Mengetahui akan segala sesuatu ??? Menurut H.E Semedi, yang dimaksud ditanyai disini adalah kita diminta untuk mempertanggungjawabkan semua perilaku kita, jadi bukan dalam arti yang sebenarnya (muhkamaat), akan tetapi bersifat kiasan (mutasyabihaat). Oleh karena itu, dianggap janggal bila di akhirat ada pertanyaan-pertanyaan dari malaikat : Siapa namamu !!?? Siapa Tuhan kamu ?? Apa Agamamu?? Ajaran seperti ini justru akan sangat merendahkan derajat Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia, Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Pengampun dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang …

Menurut ajaran Islam addinu bil aqli. Agama harus masuk akal, agama harus rasional. Di era globalisasi ini, ajaran yang tidak masuk akal akan sangat merugikan perkembangan Islam, karena bagi mereka yang berfikiran kritis atau mereka yang non Muslim pasti akan mentertawakan ajaran tersebut. Oleh karena itu, ajaran Islam yang tidak rasional merupakan propaganda yang buruk bagi umat Islam itu sendiri, demikian menurut H.E Semedi.

SESUNGGUHNYA ALLAH SELALU MENGAWASI KAMU ( AN NISA 4 : 1).

DAN TUHAN MENYAKSIKAN SEGALANYA ( AL AHZAB 33 : 52).

SESUNGGUHNYA ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU DAN MENGETAHUI SEGALA SESUATU ( AL BAQARAH 2 : 115 ).

DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU ( FUSHSHILAT 41 : 54 ).

DI DALAM DIRIMU APAKAH ENGKAU TIDAK MEMPERHATIKAN (ADZ-DZAARIYAAT 51 : 21).

DIA (ALLAH) BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA, ALLAH MELIHAT SEGALA SESUATU YANG KAMU KERJAKAN (AL HADID 57 : 41).

Di alam kubur arwah orang-orang kafir menyesali perbuatannya tatkala hidup di dunia. Setelah kematiannya Ruh mereka bisa melihat dan mendengar sesuatu yang terjadi di alam kubur : SESUNGGUHNYA KAMU TELAH LALAI, MAKA MULAI HARI INI AKU BUKA TABIR YANG MENUTUPIMU, MAKA PANDANGAN MATAMU MENJADI TAJAM. ( Al Qaf 50 : 22 ).

Kemudian Ruh mereka meratap memohon kepada Allah agar dihidupkan kembali serta mereka berjanji akan berbuat baik dan akan menjadi orang yang beriman.

Yang menjadi pertanyaan adalah : “Apakah di alam kubur bagi mereka yang sudah meninggal dunia itu masih bisa minta ampunan kepada Allah atau adakah semacam remisi, grasi atau bahkan amnesti dari Allah setelah kita berada di alam kubur ???

ORANG KAFIR SENANTIASA TIDAK INGAT AKAN AKIBAT KEJAHATANNYA. SEHINGGA MANAKALA DATANG KEMATIAN KEPADA SESEORANG DARI MEREKA, DIA MENYESAL DAN BERKATA : “YA TUHANKU, HIDUPKANLAH AKU KEMBALI, AGAR AKU DAPAT BERAMAL SALEH DALAM PERKARA YANG AKU LALAIKAN. TIDAK !!! ITU HANYA ALASAN BELAKA. DIBELAKANG (waraa’a) MEREKA ADA SUATU TABIR YANG MENGHALANGI MEREKA, SAMPAI HARI MEREKA DIBANGKITKAN

( AL MU’MINUN 23 : 99-100 ).

SEKIRANYA KAMI DAPAT KEMBALI KE DUNIA, NISCAYA KAMI AKAN MENJADI ORANG-ORANG YANG BERIMAN.

SESUNGGUHNYA HAL INI MENJADI KETERANGAN YANG NYATA, TETAPI KEBANYAKAN MEREKA TIDAK MAU PERCAYA ( ASY-SYU’ARA 26 :102-103 ).

Mari kita perhatikan ayat-ayat dibawah ini :

MEREKA MENETAP DI DALAMNYA (NERAKA), TIDAK AKAN DIRINGANKAN BAGINYA SIKSAAN, DAN TIDAK PULA MEREKA DITUNDA (SIKSAANNYA), KECUALI MEREKA YANG KEMUDIAN BERTAUBAT DAN BERBUAT BAIK, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG.

( ALI IMRAN 3 : 88 – 89 ).

Dari ayat tersebut ( ALI IMRAN 3 : 88 – 89 ), muncul suatu pertanyaan, apakah di alam akhirat Allah masih memberi kesempatan kepada Ruh, sebagai bukti bahwa Dia Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebagaimana halnya narapidana yang berbuat baik selama di dalam Rumah Penjara, kemudian pemerintah memberikan grasi atau remisi kepadanya.

Mari kita perhatikan ayat berikut dibawah ini :

SETIAP YANG BERNYAWA AKAN MERASAKAN KEMATIAN. DAN PADA HARI KEBANGKITAN AKAN DIBAYARKAN KEPADA KAMU GANJARANMU. BARANG SIAPA DIPINDAHKAN DARI API (NERAKA) DAN DIMASUKKAN KE DALAM SURGA, SESUNGGUHNYA IA MEMPEROLEH KEMENANGAN, DAN KEHIDUPAN DUNIA ITU HANYALAH KESENANGAN YANG MEMPERDAYAKAN (ALI IMRAN 3 : 185).

Bila kita menganggap bahwa neraka merupakan penjara bagi para arwah manusia durjana untuk melaksanakan hukuman dari Allah atas segala perbuatannya didunia, maka sebagai tanda bukti bahwa Allah Maha Pengampun serta Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, adalah masuk akal bila para arwah yang berada dineraka masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan berbuat kebaikan, diberi keringanan hukuman, bahkan kemudian dipindahkan ke surga. Berarti dalam menjalani hukuman di alam akhirat, ada suatu kurun waktu tertentu yang tentu saja berbeda untuk setiap orang. Hal ini dimungkinkan karena amal jariahnya sendiri, ilmu yang diamalkannya serta do’a dari anaknya yang soleh. Dengan demikian kata TIDAK !!! ( dalam Surat AL MU’MINUN 23 : 100 ) hanya bersifat sementara saja sampai sebatas waktu yang ditentukan Tuhan…

DIA-LAH YANG MENCIPTAKAN KAMU DARI UNSUR TANAH, KEMUDIAN DIA TENTUKAN BATAS WAKTU (ajalan, term) KEMATIAN KAMU. DISAMPING ITU ADA PULA BATAS WAKTU LAINNYA YANG AKAN DITETAPKAN KEMUDIAN OLEHNYA (ajalum musammaa indahu). NAMUN BEGITU KAMU MASIH TETAP SAJA MERAGUKANNYA.

(AL AN’AAM 6 : 2 terjemahan Bachtiar Surin).

Menurut H.E Semedi ayat tersebut harus diterjemahkan sebagai berikut :

DIA-LAH YANG MENCIPTAKAN KAMU DARI TANAH. KEMUDIAN DIA MENETAPKAN BAGIMU SUATU MASA ( WAKTU ) DAN SUATU MASA ( LAGI ) DITENTUKAN DISIS-NYA. KEMUDIAN KAMU RAGUKAN.

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah, berarti dari unsur kimiawi yang terdapat dalam tanah. Kemudian Dia menetapkan bagimu suatu masa, yaitu suatu masa untuk hidup di dunia dan berakhir dengan kematian. Dan suatu masa (yang lain) ditentukan di sisi-NYA adalah di alam akhirat yang berakhir dengan dilahirkannya kembali kamu ke dunia. Kemudian (namun) masih kamu ragukan, menjelaskan keraguan bahwa tinggal hidup di alam akhirat itu selama masa waktu tertentu, dimana masa waktu tersebut berbeda-beda bagi setiap orang, demikian menurut H.E Semedi.

Ukuran waktu di dunia dan ukuran waktu di akhirat tidak sama, dimana 1 hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia.

DAN MEREKA MEMINTA KEPADAMU SUPAYA SIKSAAN ITU DISEGERAKAN. NAMUN TUHAN TIDAK AKAN MENYALAHI JANJI-NYA. SEBENARNYA, SEHARI DI SISI TUHANMU, SAMA DENGAN SERIBU TAHUN MENURUT PERHITUNGANMU (AL HAJJ 22 : 47).

Perbedaan waktu tersebut mungkin dalam pengertian yang sebenarnya (muhkamaat), sehingga bila reinkarnasi terjadi setelah kurun waktu ribuan tahun maka generasi keluarga yang ber-reinkarnasi tersebut mungkin sudah musnah, sudah tidak ada lagi di dunia. Dengan demikian bila kita dilahirkan kembali baik di tempat asal yang sama ataupun di daerah lain maka hasilnya tetap akan menjadi kaum yang lain yang sama sekali berbeda dengan generasi yang sebelumnya. Oleh karena itu masalah reinkarnasi inipun menjadi sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Kemungkinan lain dari perbedaan waktu tersebut menurut H.E Semedi adalah bukan dalam arti yang sebenarnya (mutasyabihaat). Perbedaan waktu tersebut merupakan ungkapan perasaan subjektif dari seseorang yang sedang menjalani hukuman, misalnya bila kita berdiri diatas bara api yang berkobar-kobar, maka satu detikpun akan dirasakan sebagai penderitaan yang berkepanjangan … Sebaliknya bila kita sedang berada dalam kesenangan, maka kesenangan itu akan terasa berlalu dengan sangat singkat sekali. Oleh karena Tuhan adalah Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka Tuhan tidak akan membiarkan hamba-hambanya menderita secara berkepanjangan…

Ketika di dalam neraka, para arwah bertaubat memohon ampun dan belas kasihan Allah agar mereka bisa dikembalikan ke dunia. Bila mereka diberi kesempatan dikembalikan ke dunia mereka berjanji akan berbuat kebaikan. Namun jangan lupa, bahwa di alam arwah mereka telah diambil kesaksiannya bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Kemudian setiap akan lahir ke dunia Ruh manusia akan senantiasa membawa amanah agama dan jangan lupa juga bahwa hidup di dunia ada nafsu yang bisa menyesatkan mereka.

Seandainya mereka dibangkitkan kembali ke dunia, mungkin Tuhan akan membangkitkan mereka di tempat lain, jauh dari sanak keluarganya semula atau dijadikan mahluk lain yang sama sekali bukan sebagai manusia. Bukankah Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya !!

Firman Allah :

DAN TUHAN-MU MAHA KAYA LAGI MAHA PEMURAH. JIKA DIA MENGHENDAKI, DIA DAPAT MEMUSNAHKAN KAMU DAN MENGGANTI KAMU DENGAN SIAPA YANG DIA KEHENDAKI, SEBAGAIMANA DIA TELAH MENJADIKAN KAMU DARI KETURUNAN KAUM LAIN (AL AN’AAM 6 : 133).

Oleh karena itu, sesungguhnya jasmani juga merupakan penjara bagi ruhani. Kematian justru merupakan Rahmat Allah bagi Ruhani yang suci, mereka menerimanya dengan rasa suka cita dan wajah berseri, karena mereka akan kembali ke Rahmat Allah. Ruhani yang suci ini tidak ingin dikembalikan lagi ke dunia untuk menjadi bayi lagi, menjadi bodoh lagi, merangkak lagi dari nol dan harus menjalani bermacam-macam ujian lagi dst … Kecuali bila Allah menghendaki lain.

Berarti setiap ruhani harus melaksanakan ujian tahap demi tahap agar bisa kembali kepada Allah. Ujian tersebut hanya dilakukan dengan cara melahirkannya kembali ke dunia sesuai dengan keinginan dari Ruh itu sendiri.

Bila demikian masalah reinkarnasi, dibangkitkan kembali ke dunia seyogianya ditujukan bagi mereka yang masih mempunyai utang-piutang karma atau bagi mereka yang imannya masih lemah. Setelah utang-piutangnya lunas, atau bagi mereka yang keimanannya sudah sangat kuat, maka ruh sucinya akan kembali ke pangkuan Ilahi Robi, berkumpul bersama golongan hamba-hamba Allah yang beriman lainnya serta mendapat ucapan selamat dan keridoan dari Allah.

BAGAIMANA KAMU TIDAK BERIMAN KEPADA ALLAH, PADAHAL KAMU TADINYA MATI, LALU DIA HIDUPKAN, LALU DIA MATIKAN, LALU DIA HIDUPKAN KAMU KEMBALI, KEMUDIAN KEPADA-NYA KAMU AKAN KEMBALI (AL BAQARAH 2 : 28).

Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan suka cita dan diridhoi NYA, masuklah ke dalam golongan hanba-hamba KU dan masuklah ke dalam surga Ku (Ar Ra’d 13 : 23).

SALAMUN QAULAM-MIR-ROBIR-ROHIIM. “SALAM SEBAGAI UCAPAN SELAMAT DARI YUHAN YANG MAHA PENYAYANG ( YAASSIIN 36 : 58 ).



[ Kembali ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar