Kamis, 25 Maret 2010

Proses Terjadinya RUH



PROSES TERJADINYA RUH

Sebagian besar umat Islam berpendapat bahwa Ruh telah diciptakan sebelum terbentuknya jasad (Adam). Walaupun demikian ada juga yang berpendapat bahwa Ruh diciptakan setelah terbentuknya jasad. Perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dipermasalahkan, yang penting adalah semua umat Islam meyakini akan keberadaan Ruh…

Mari kita perhatikan beberapa Hadits Rosulullah SAW :

Aku adalah bapak dari segala ruh.

Aku berasal dari cahaya Allah, semua yang ada di alam ini berasal dari cahaya ku.

Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir adalah termasuk sesuatu itu.

Hadits Qudsi :

Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta, Aku ingin dikenal, maka Aku jadikan makhluk ( Nur Muhammad ) agar ia mengenal akan aku.

Hadits Qudsi tersebut menjelaskan keberadaan Tuhan yang tersembunyi, Dia belum mempunyai nama, Dia adalah Dzat mutlak tanpa bentuk, tanpa ruang dan waktu. Dia diluar jangkauan akal ( transendensi ). Dia berada di dalam Ke-Esa-an-NYA yang murni, sebagai suatu Essensi Dzat yang berada di suatu alam yang disebut alam Ahadiyyaah. Kemudian Dia ingin Eksis, ingin dikenal, maka Dia mulai menghadirkan Dirinya dalam Dirinya sendiri dan memproklamirkan dirinya sebagai ALLAH. Kata Allah berasal dari kata Al Ilah artinya Yang Disembah.

Aku adalah Allah ( Yang Disembah ), dan tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku ( Thaha 20 : 14 ).

Aku adalah Tuhan-mu, karena itu sembahlah Aku (Al Anbiya 21:41).

Dia adalah Allah yang berkuasa (kudrat) dan berkehendak (irodat). Dia ingin eksis. Dia ada dan tak ada apa-apa disampingnya (Hadits).

Oleh karena tidak ada apa-apa disampingnya, maka untuk menghadirkan diri-Nya sendiri, Dia pancarkan (Emanasi) Cahaya Dzat-Nya sendiri melalui sifat Kalam-Nya, yaitu KUN, maka jadilah Nur Muhammad yang disebut juga sebagai alam Wahdat.

Nur Muhammad ini kemudian merupakan sumber dari semua ciptaan Allah. Dari Nur Muhammad ini kemudian terpancar bermacam-macam ciptaan-Nya. Dalam tahapan berikutnya tercipta alam Arwah, di dalamnya termasuk alam Ruh dan Malaikat. Selanjutnya tercipta Alam Ajsam (Alam Jasad), alam semesta dan segala isinya sampai ke Alam Insan Kamil yang disebut alam wahidiiyyah atau hakekat insaniah.

Kemudian Dia memerintahkan kepada semua makhluk ciptaan-NYA agar menyembah kepadanya …. AKU ADALAH TUHAN-MU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU … (Al Anbiya 21 : 41). Perhatikan juga Surat Thaha 20 : 14).

Maka :

KEPADA ALLAH BERSUJUD APA YANG ADA DILANGIT DAN SEGALA YANG ADA DI BUMI (AN NAHL 16 : 49).

DAN TIADA SESUATU APAPUN YANG TIADA BERTASBIH MEMUJINYA.

(AL ISRA 17 : 44).

SEMUA MAHLUK TUNDUK DAN TAAT KEPADA PERINTAH ALLAH KECUALI IBLIS. (Al Baqarah 2 : 34).

Proses pancaran keluarnya Dia dari kemurniannya ini disebut proses tanuzzullat, proses emanasi atau disebut juga proses penurunan martabat (degradasi), Dia turun untuk memanifestasikan dirinya, dari Martabatnya yang paling tinggi di Alam Ahadiyah turun sampai ke Alam Insan Kamil melalui 7 tahapan (martabat). Selanjutnya Dzat Allah tersembunyi dalam Insan Kamil (imanensi). Hal ini bisa kita ibaratkan sebagaimana biji gandum yang mempunyai potensi untuk tumbuh, setelah menjadi sebuah pohon gandum, biji menjadi tersembunyi di dalam pohon. Atau bila biji gandum telah menjadi roti, walaupun potensitasnya berkurang, namun zat gandum tetap ada, tersembunyi di dalam roti. Demikian juga dengan Dzat Keillahian, menjadi tersembunyi di dalam diri setiap insan.

Dzat Allah meliputi segala sesuatu (fushshilat 41 : 54).

Di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan (Adz Dzaariyaat 51 : 21).

Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahlgai yang disebut dada, dalam dada ada qolbu, dalam qolbu ada fuad, dalam fuad ada syafoga, dalam syafoga ada Sir, di dalam SIR ada AKU, tempat Aku menyimpan rahasia (Hadits Qudsi).

Di dalam Sir ada Aku … Maka Sang Aku (Nur Dzat) ini akan menggerakkan Sir, kemudian Sir akan menggerakkan Ruh, kemudian Ruh akan menggerakkan qolbu dan qolbu akan menggerakkan akal (budi, cipta, rasa, kersa), selanjutnya akal akan menggerakkan tubuh.

Menurut istilah para sesepuh : Nur, Sir, Budi, Cipta, Rasa, Kersa, Pangawasa (daya). Tiada yang bergerak kecuali atas perintah Tuhan (Hadits).

FIRMAN ALLAH :

TANGAN TUHAN BERADA DI ATAS TANGAN MEREKA (AL FATH 48 : 10).

DAN BUKANLAH ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR, AKAN TETAPI ALLAHLAH YANG MELEMPAR (AL AN FAAL 8 : 17).

Jasmani manusia berasal dari tanah. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah dari tanah tanpa melalui proses biologis.

Oleh karena itu, ada Hadits Rosulullah yang mengatakan :

Aku memiliki waktu khusus dengan Tuhan, yang dimana di dalamnya tiada lagi malaikat atau Rosulnya, Aku sudah menjadi Nabi, sedangkan Adam adalah dalam keadaan antara air dan lempung.

Akulah Bapak dari segala Ruh, dan Adam adalah Bapak segala Jasad.

Penciptaan Adam tidak terjadi secara serta merta dalam waktu sekejap, akan tetapi melalui suatu proses bertahap dalam kurun waktu yang cukup lama.

SETELAH AKU SEMPURNAKAN BENTUKNYA DAN AKU TIUPKAN RUH-KU KEPADANYA … (AL HIJR 15 : 29, AS SHAAD 38 : 72).

DAN (KETIKA) TUHANMU MENGELUARKAN ANAK-ANAK ADAM DARI SULBI MEREKA DAN ALLAH MENGAMBIL KESAKSIAN TERHADAP JIWA MEREKA MASING-MASING (DAN BERFIRMAN) : BUKANKAH AKU TUHANMU ?? MEREKA MENJAWAB : BENAR KAMI BERSAKSI …

(AL A’RAAF 7 : 172).

Dari ayat-ayat tersebut di atas, agaknya setiap Ruh manusia sebelum dihembuskan kepada jasmani yang akan lahir ke dunia diambil kesaksiannya oleh Allah bahwa Allah adalah Tuhan mereka, kemudian secara serempak mereka menjawab : Benar kami bersaksi … Ini merupakan syahadat ( kesaksian ) awal. Selain diambil kesaksiannya, para ruh juga membawa beban amanah agama. Ruh manusia bersedia memikul amanah tersebut karena ia zalim dan bodohnya. Ternyata setelah hidup di dunia, penghianatanpun terjadi karena adanya nafsu. Oleh karena itu, manusi disebut INSAN yang artinya adalah lalai (lupa).

( Perhatikan Surat Al Ahzab 33 : 72 ).



[ Kembali ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar